Cagar Alam Pananjung (Taman Wisata Alam Pangandaran ) mempunyai area yang cukup luas dengan Koordinat 7°42,43'S 108°39,112'E, landai, berpasir putih dan halus, serta gelombang ombak yang ramah dan tidak membahayakan. Karena itu kawasan ini menjanjikan memberikan rekreasi air yang menyenangkan, seperti : Snorkeling, Surving, Penyewaan Perahu, Berenang, Menikmati Keindahan Taman Laut , Hiasan Karang di Pasir Putih, Berjemur, Berkemah.
Selain pemandangan alamnya yang memesona dengan berbagai flora dan fauna di dalamnya, Ada banyak tempat menarik yang patut Anda kunjungi di Taman Wisata Alam (TWA) Pangandaran.
Pada tahun 1922 taman wisata ini merupakan tanah pertanian yang dibeli oleh seorang Belanda yang kemudian diresmikan menjadi wildreservaat. Karena banyaknya jumlah flora dan fauna di dalamnya menjadikan daerah tersebut pada 1961 statusnya ditetapkan sebagai cagar alam. Karena adanya potensi yang bisa dijadikan sebagai pendukung pariwisata alam di Pangandaran maka tahun 1978 cagar alam tersebut dijadikan sebagai Taman Wisata yang berada di bawah pengelolaan Perum Perhutani.
Fauna yang bisa ditemukan di taman wisata tersebut adalah: monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), lutung (Presbytis cristata), kalong (Pteropus javanicus), banteng (Bos sandaicus) rusa, kancil, landak , biawak dan beberapa jenis ular termasuk ular pucuk. Sedangkan jenis burung antara lain cangehgar, tlungtumpuk, cipeuw , dan jogjog.
Hutan sekunder yang terdapat di taman wisata ini dihuni oleh flora yang lebih didominasi oleh laban (Vitex pubescens) , kisegel (Dillenia exelsa) merong (Cratox formoreum) , pohon kondang, pohon barringtonia, dan masih banyak lagi lainnya.
Taman Wisata Alam Pangandaran juga memiliki daya tarik lainnya seperti Batu Kalde yang merupakan salah satu peninggalan dari zaman Hindu. Beberapa gua seperti Gua Panggung, Gua Parat, Gua Lanang, Gua Sumur Mudal, dan gua-gua peninggalan Jepang.
Beberapa situs menarik di Taman Wisata Alam Cagar Alam Pananjung :
1. Gua Parat, menurut cerita dahulu kala gua ini merupakan tempat bersemedi beberapa kaum bangsawan dari Mesir, yaitu Pangeran Kesepuluh (Syekh Ahmad), Pangeran Kanoman (Syekh Muhammad), Pangeran Maja Agung, dan Pangeran Raja Sumenda.
2. Gua Panggung, menurut legenda dahulu di dalam gua ini hidup Kyai Pancing Benar yang merupakan anak angkat dari Nyai Loro Kidul. Kyai Pancing Benar yang juga dikenal dengan nama Embah Jaga Laut tidak berasal dari Pangandaran ataupun kota lain di Indonesia. Beliau merupakan orang Mesir yang datang ke Pangandaran untuk menyebarkan agama Islam. Di dalam gua ini terdapat sebuah tempat yang berbentuk seperti panggung. Tempat berbentuk panggung tersebut diyakini merupakan tempat sembahyang para wali atau orang-orang yang hendak naik haji. Gua ini juga dipenuhi batuan stalagtit. Dari Gua Panggung ini Anda bisa melihat langsung keindahan laut selatan karena letak gua ini berada di tepi pantai selatan.
3. Gua Lanang dahulu diyakini merupakan Kerajaan Pananjung yang dipimpin seorang raja bernama Prabu Anggalarang. Dibanding dengan Gua Parat dan Gua Panggung, gua ini merupakan yang paling panjang. Menurut legenda beliau merupakan seorang pria yang gagah dan sakti sehingga dijuluki "Sang Lanang" dan karena ia menjadikan gua ini sebagai tempat tinggal maka gua tersebut dinamakan "Gua Lanang".
4. Batu Kalde atau Sapi Gumarang merupakan situs prasasti batu yang diyakini merupakan reruntuhan sebuah candi Hindu kuno. Di candi ini terdapat sebuah arca berbentuk anak sapi. Arca tersebut diyakini merupakan penjelmaan Raden Arya Sapi Gumarang yang kala itu menjabat sebagai menteri pertanian Kerajaan Pananjung. Semasa hidupnya beliau berhasil menjalankan tugas dengan baik memenuhi kebutuhan rakyat sehingga ketika ia meninggal maka untuk mengenang jasanya, rakyat Pananjung membuat arca berbentuk sapi atau dalam bahasa Sunda dikenal dengan Kalde. Karena nilai sejarahnya, situs Batu Kalde dianggap sebagai tempat sakral, kramat dan suci. Tidak jauh dari Batu Kalde terdapat 5 makam kuno yang diyakini sebagai makan bangsawan Kerajaan Pananjung.
5. Cirengganis, yaitu sebuah sungai kecil yang airnya bersumber dari tengah laut namun uniknya air sungai tersebut tidak terasa asin. Menurut penduduk setempat air sungai terebut dapat membuat awet muda bagi siapa saja yang mencuci muka mereka dengan air sungai tersebut.
6. Padang Pengembalaan Cikamal. Area pengembalaan ini merupakan padang rumput seluas 20 hektar. Di sana Anda akan menemukan banteng dan rusa yang sedang merumput. Jika Anda berjalan ke bagian selatan, terdapat air terjun yang dapat ditempuh sekitar 2 jam dengan berjalan kaki melalui jalan setapak.
Baca Juga : Informasi Beragam Paket Wisata Pangandaran
6. Padang Pengembalaan Cikamal. Area pengembalaan ini merupakan padang rumput seluas 20 hektar. Di sana Anda akan menemukan banteng dan rusa yang sedang merumput. Jika Anda berjalan ke bagian selatan, terdapat air terjun yang dapat ditempuh sekitar 2 jam dengan berjalan kaki melalui jalan setapak.
Baca Juga : Informasi Beragam Paket Wisata Pangandaran
0 komentar